MATERI PENYULUHAN
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI
A. ASI EKSKLUSIF
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa tambhan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih,serta tanpa bahn makanan padat seperti pisang,bubur susu, biscuit, bububr nasi,dan nasi tim.
Setelah 6 bulan baru dimulai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI ). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun.
B. TUJUAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Adapun tujuan dalam pemberian ASI eksklusi antara lain adalah :
a. Komposisi ASI pada bulan pertama cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan pertama.
b. Pemberian ASI eklsklusif bertujuan unutk menghindari faktor alergi dalam pemberian makanan selain ASI,karena sebelum usia anak 6 bulan system pencernaan bayi belum matur. jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan bentuk protein akan langsung masuk dalam system peredaran darah yang dapat menimbulkan alergi.
C. MANFAAT PEMBERIAN ASI
1. BAGI BAYI
a. ASI dapat membantu memulai kehidupan nya dengan baik.
• Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, dan dengan adanya frekuensi yang sering menyusui dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga tidak terjadinya penurunan berat badan bayi.
• ASI mudah dicerna, karena selain mengadung zat gizi yang sesuia,juga mengandung enzin-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI.
b. ASI mengandung antibody ( zat kekebalan )
• ASI mengandung zat kekebalan tubuh dan zat anti peradangan sehingga memberikan perlindungan pada bayi dari infeksi. Baik yang disebabkan oleh bakteri,virus,jamur atu parait.
• ASI terdapat kolostrum yang mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas terkontaminasi
• Didalam ASI terdapat laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi disaluran pencernaan.
c. ASI mengandung komposis yang tepat
• ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi
• Mengandung protein yang tinggi yang mudah diserap.
d. Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapatkan ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur nyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi.
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun social yang lebh baik.
f. Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sitem ini dan dapat menimbulkan alergi. Pada ASI tidak menimbulkan efek ini.
g. ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI ekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari ransangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
2. BAGI IBU
a. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin . proklatin masuk ke indung telur,menekan produksi esterogen akibat tidak ada ovulasi .
b. Aspek kesehatan ibu
Osapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjer hypofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegahan terjadinya perdarahan pasca persalinan
c. Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui ekslusif akan lebih mudah dan cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil terjadi penimbunan lemak,cadangan lemak ini disiapkan sebgai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
d. Aspek psikologi
Keuntungan menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan oleh menusia.
3. BAGI KELUARGA
a. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang diperlukan untuk membeli susu formula dapat digunkan untuk keperluan lain.
ASI dapat mengurangi bayi jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat
b. Aspek psikologi
Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan hubungan bayi dan keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyususi sangat praktis,karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.keluarga tidak memerlukan air masak, botol , dan dot.
4. MANFAAT ASI UNTUK NEGARA
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Kandungan ASI yang berupa zat protektif dan nutrien di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi, menjamin status gizi bayi menjadi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Rawat gabung akan memperpendek lama perawatan ibu dan bayi di rumah sakit, sehingga mengurangi subsidi/ biaya rumah sakit. Selain itu, mengurangi infeksi nosokomial, mengurangi komplikasi persalinan dan mengurangi biaya perawatan anak sakit di rumah sakit
c. Mengurangi devisa dalam pembelian susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Dengan memberikan ASI maka dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar/ tahun yang seharusnya dipakai membeli susu formula.
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang mendapatkan ASI, tumbuh kembang secara optimal sehingga akan menjamin kualitas generasi penerus bangsa.
D. KOMPOSISI ASI
Kandungan ASI nyaris tak terdandingi.ASI megandung zat gizi yang secra khusus diperlukan untuk menunjang prose tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari :
a. Laktosa
Merupkan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebgai sumber energy. Selain itu laktosa juga diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan system saraf . Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan mengirim magnesium di masa pertumbuhan bayi.
b. Lemak
Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energy utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh I bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu : asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang berguna untuk perkembangan otak.
c. Oligosakarida
Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik kerena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam system pencernaan bayi.
d. Protein
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk stuktur otak . beberapa jenis asam amino tertentu , yaitu taurin,triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.
Komposisi zat utama daalam ASI :
1. Laktosa 7gr/100 ml
2. Lemak 3,7 – 4,8 gr / 100 ml
3. Oligosakarida 10-12 gr / liter
4. Protein 0,8-1,0 gr / ml
E. UPAYA MEMPERBANYAK ASI
a. Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur , maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Unutk memproduksi ASI dengan baik, maka kondisi ketenangan kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan ,sedih dan tegang akan mempengaruhi produksi ASI.
c. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan oksitosin
d. Faktor fisiologis
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormone prolaktin yang menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu
e. Pola istirahat
Faktor istirahat mempengaruhui produksi ASI dan pengeluaran ASI apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.
f. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
Semangkin sering bayi menyusu pada payudara ibu,maka produksi ASI akan semakin banyak. Frekuensi menyusui paling sedikit 8 kali perhari pada awal kelahiran.
Jumat, 18 Juni 2010
Selasa, 15 Juni 2010
zikra-Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
A. Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas
Ibu mengalami perubahan besar pada fisik dan psikologis. Ibu membuat penyesuaian yang sangat besar baik tubuh dan psikisnya, mengalami stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Menjalani proses tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya. Ibu merasa memiliki tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya sebagai ibu. Tidak mengherankan apabila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali mengalami kerepotan.
Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Pada saat yang sama, ibu baru mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten dan tidak mampu mengontrol situasi. Semua wanita mengalami perubahan ini. Tetapi intensitas dan koping terbaik apa yang dilakukan wanita tertentu pada perubahan ini dapat bervariasi tergantung pada tempat ia tinggal. Dirumah, wanita belajar membuat penyesuaian dalam keamanan dan kenyamanan lingkungan sendiri, Ia berusaha mengendalikannya. Kelahiran bayimerupakan peristiwa yang diantisipasi yang sangat diinginkan.
Perawatan yang perlu bagi bayi membawa perubahan dalam kehidupan ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnya. Menjadi orang tua adalah pengalaman yang kompleks dipengaruhi oleh kehidupan, masyarakat dan harapan dari orang tua sendiri. Ikatan antara ibu dan bayi yaitu terciptanya hubungan antara ibu dan anak dalam masa dini neonatus.
Peran bidan untuk menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi adalah:
Dorong orant tua untuk memegang dan memeriksa bayinya
Beri komentar positif tentang bayinya
Meletakkan bayi disamping ibu
Beri kesempatan orang tua bersama bayi
Redupkan cahaya lampu ruangan
Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ialah:
Meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepala dengan ujung jari
Mengusap tubuh bayi dengan telapak tangan
Menggendong bayi di lengan dengan memposisikan bayi sehingga matanya bertatapan langsung dengan ibu.
Perilaku orang tua yang merupakan tanda-tanda yang harus diwaspadai:
Sikap bermusuhan
Tidak ada interaksi
Komentar negatif tentang bayi
Kekecewaan dengan jenis kelamin bayi
B. Post Partum Blues
Merupakan sebagian besar gejala psikologis yang dialami wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Fenomena post partum awal atau baby blues merupakan sekuel umum kelahiran bayi, terjadi hingga 70% pada wanita. Berbagai penyebab telah diteliti, termasuk lingkunngan kelahiran yang tidak mendukung, perubahan hormon yang cepat, atau keraguan terhadap peran baru.
Tanda dan gejalanya adalah:
Sangat emosional
Sedih dan khawatir
Mudah tersinggung dan cemas
mudah marah dan sedih tanpa sebab
Mudah menangis
Penyebabnya adalah berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan, dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan suatu kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu reaksi perasaan sedih. Kemurungan dapat menjadi makin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress, atau kecemasan yang tak diharapkan karena adanya ketegangan dalam keluarga atau adanya cara penangananyang tidak peka oleh para petugas.
Post partum blues biasanya dimulai dari beberapa hari setelah kelahiran dan selesai apda hari ke 10 sampai hari ke 14.
Karaketeristik post partum blues meliputi:
· Menangis
· Merasa letih karena melahirkan
· Agistasi atau gelisah
· Perubahan alam perasaan
· Manarik diri dan reaksi negatif terhadap anak atau keluarga
· Karena melahirkan digambarkan sebagai pengalaman puncak, ibu baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak adekuat, atau tidak mendapat perawatan yang tepat
· Bayangan kelahiran tidak sesuai dengan apa yang dialami
Kunci untuk mendukung wanita melalui periode ini adalah:
· Dukungan yang konsisten dari keluarga dan pemberi perawatan
· Meyakinkan kembali bahwa ia tidak menjadi gila
· Memberikan kesempatan untuk istirahat
· Dukungan positif terhadap keberhasilannya menjadi orang tua dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
Ibu yang berisiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari kemurungan masa nifas adalah:
· Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi/tekanan jiwa
· Ibu yang rasa percaya dirinya rendah
· Ibu yang tidak mempunyai akses dukungan
· Ibu yang bayinya meninggal atau menyandang masalah
Tanda dan gejala ibu yang mengalami reaksi yang lebih parah dari kemurungan masa nifas adalah:
· Tidak bisa tidur atau tidak nafsu makan
· Merasa bahwa ia tidak dapat merawat dirinya sendiri atau bayinya
· Seolah-olah mendengar suara atau tidak dapat berfikir dengan jernih
· Berperilaku aneh
· Kehilangan sentuhan/hubungan dengan kenyataan
· Adanya halusinasi/ khayalan
· Menyangkal bahwa bayi yang dilahirkan adalah anaknya
Ibu-ibu yang mengalami ini harus mendapat penanganan khusus.
C. Kesedihan dan Duka Cita
Berduka adalah akhir dari yang lain dari kontinium kemungkinan emosi yang berat pada masa menyusui anak. Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.
Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap atau fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh Lidermann, menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam menentukan hubungan baru yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap normal. Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali menyebabkan reaksi berduka abnormal atau patologis.
Proses berduka sangat bervariasi, bergantung pada apa yang hilang, persepsi dan keterlibatan individual apapun yang hilang tersebut. Kehilangan dapat memiliki rentang dari pembatalan kegiatan yang direncanakan (contohnya piknik, perjalanan atau pesta) hingga kematian orang yang dicintai. seberapa berat kehilangan bergantung pada persepsi individu yang menderita kehilangan. Contohnya kematian dapat menimbulkan respon berduka yang ringan atau berat bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang meninggal.
Kehilangan matematis termasuk hal yang dialami oleh wanita yang mengalami infertilitas yang meliputi kehilangan bayi (aborsi, keguguran, lahir mati, memberikan bayi untuk diadopsi), yang mendapatkan bayi yang dapat terus menerus hidup tapi kehilangan harapan (karena prematuritas, abnornalitas kongenital), dan kehilangan yang dibahas sebagai faktor kausatif post partum blues (kehilangan keintiman internal dengan bayinya, hilangnya perhatian).
Tahap-tahap berduka:
Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinis:;
· Gel distress somatik yang berlangsung selama 20 – 60 menit
· Menghela nafas panjang
· Penurunan berat badan
· Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan, dan gelisah
· Penampilan kurus dan tampak lesu
· Rasa penuh ditenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran internal
· Kelemahan umum dan kelemahan tertentu apda tungkai
Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan diri dengan ligkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya deformitas.
Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Ekspresi emosi yang penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang umum.
Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat inidividu terus, melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangna secara bertahap menjadi ansietas terhadap masa depan.
Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang bermakna. Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi:
· Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal
· Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit menular atau terakhir yang diderita orang yang meninggal
· Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
· Mengalami kehilangan pola interaksi sosial
Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.
Ibu mengalami perubahan besar pada fisik dan psikologis. Ibu membuat penyesuaian yang sangat besar baik tubuh dan psikisnya, mengalami stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Menjalani proses tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya. Ibu merasa memiliki tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya sebagai ibu. Tidak mengherankan apabila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali mengalami kerepotan.
Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Pada saat yang sama, ibu baru mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten dan tidak mampu mengontrol situasi. Semua wanita mengalami perubahan ini. Tetapi intensitas dan koping terbaik apa yang dilakukan wanita tertentu pada perubahan ini dapat bervariasi tergantung pada tempat ia tinggal. Dirumah, wanita belajar membuat penyesuaian dalam keamanan dan kenyamanan lingkungan sendiri, Ia berusaha mengendalikannya. Kelahiran bayimerupakan peristiwa yang diantisipasi yang sangat diinginkan.
Perawatan yang perlu bagi bayi membawa perubahan dalam kehidupan ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnya. Menjadi orang tua adalah pengalaman yang kompleks dipengaruhi oleh kehidupan, masyarakat dan harapan dari orang tua sendiri. Ikatan antara ibu dan bayi yaitu terciptanya hubungan antara ibu dan anak dalam masa dini neonatus.
Peran bidan untuk menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi adalah:
Dorong orant tua untuk memegang dan memeriksa bayinya
Beri komentar positif tentang bayinya
Meletakkan bayi disamping ibu
Beri kesempatan orang tua bersama bayi
Redupkan cahaya lampu ruangan
Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ialah:
Meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepala dengan ujung jari
Mengusap tubuh bayi dengan telapak tangan
Menggendong bayi di lengan dengan memposisikan bayi sehingga matanya bertatapan langsung dengan ibu.
Perilaku orang tua yang merupakan tanda-tanda yang harus diwaspadai:
Sikap bermusuhan
Tidak ada interaksi
Komentar negatif tentang bayi
Kekecewaan dengan jenis kelamin bayi
B. Post Partum Blues
Merupakan sebagian besar gejala psikologis yang dialami wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Fenomena post partum awal atau baby blues merupakan sekuel umum kelahiran bayi, terjadi hingga 70% pada wanita. Berbagai penyebab telah diteliti, termasuk lingkunngan kelahiran yang tidak mendukung, perubahan hormon yang cepat, atau keraguan terhadap peran baru.
Tanda dan gejalanya adalah:
Sangat emosional
Sedih dan khawatir
Mudah tersinggung dan cemas
mudah marah dan sedih tanpa sebab
Mudah menangis
Penyebabnya adalah berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan, dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan suatu kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu reaksi perasaan sedih. Kemurungan dapat menjadi makin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress, atau kecemasan yang tak diharapkan karena adanya ketegangan dalam keluarga atau adanya cara penangananyang tidak peka oleh para petugas.
Post partum blues biasanya dimulai dari beberapa hari setelah kelahiran dan selesai apda hari ke 10 sampai hari ke 14.
Karaketeristik post partum blues meliputi:
· Menangis
· Merasa letih karena melahirkan
· Agistasi atau gelisah
· Perubahan alam perasaan
· Manarik diri dan reaksi negatif terhadap anak atau keluarga
· Karena melahirkan digambarkan sebagai pengalaman puncak, ibu baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak adekuat, atau tidak mendapat perawatan yang tepat
· Bayangan kelahiran tidak sesuai dengan apa yang dialami
Kunci untuk mendukung wanita melalui periode ini adalah:
· Dukungan yang konsisten dari keluarga dan pemberi perawatan
· Meyakinkan kembali bahwa ia tidak menjadi gila
· Memberikan kesempatan untuk istirahat
· Dukungan positif terhadap keberhasilannya menjadi orang tua dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
Ibu yang berisiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari kemurungan masa nifas adalah:
· Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi/tekanan jiwa
· Ibu yang rasa percaya dirinya rendah
· Ibu yang tidak mempunyai akses dukungan
· Ibu yang bayinya meninggal atau menyandang masalah
Tanda dan gejala ibu yang mengalami reaksi yang lebih parah dari kemurungan masa nifas adalah:
· Tidak bisa tidur atau tidak nafsu makan
· Merasa bahwa ia tidak dapat merawat dirinya sendiri atau bayinya
· Seolah-olah mendengar suara atau tidak dapat berfikir dengan jernih
· Berperilaku aneh
· Kehilangan sentuhan/hubungan dengan kenyataan
· Adanya halusinasi/ khayalan
· Menyangkal bahwa bayi yang dilahirkan adalah anaknya
Ibu-ibu yang mengalami ini harus mendapat penanganan khusus.
C. Kesedihan dan Duka Cita
Berduka adalah akhir dari yang lain dari kontinium kemungkinan emosi yang berat pada masa menyusui anak. Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.
Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap atau fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh Lidermann, menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam menentukan hubungan baru yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap normal. Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali menyebabkan reaksi berduka abnormal atau patologis.
Proses berduka sangat bervariasi, bergantung pada apa yang hilang, persepsi dan keterlibatan individual apapun yang hilang tersebut. Kehilangan dapat memiliki rentang dari pembatalan kegiatan yang direncanakan (contohnya piknik, perjalanan atau pesta) hingga kematian orang yang dicintai. seberapa berat kehilangan bergantung pada persepsi individu yang menderita kehilangan. Contohnya kematian dapat menimbulkan respon berduka yang ringan atau berat bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang meninggal.
Kehilangan matematis termasuk hal yang dialami oleh wanita yang mengalami infertilitas yang meliputi kehilangan bayi (aborsi, keguguran, lahir mati, memberikan bayi untuk diadopsi), yang mendapatkan bayi yang dapat terus menerus hidup tapi kehilangan harapan (karena prematuritas, abnornalitas kongenital), dan kehilangan yang dibahas sebagai faktor kausatif post partum blues (kehilangan keintiman internal dengan bayinya, hilangnya perhatian).
Tahap-tahap berduka:
Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinis:;
· Gel distress somatik yang berlangsung selama 20 – 60 menit
· Menghela nafas panjang
· Penurunan berat badan
· Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan, dan gelisah
· Penampilan kurus dan tampak lesu
· Rasa penuh ditenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran internal
· Kelemahan umum dan kelemahan tertentu apda tungkai
Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan diri dengan ligkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya deformitas.
Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Ekspresi emosi yang penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang umum.
Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat inidividu terus, melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangna secara bertahap menjadi ansietas terhadap masa depan.
Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang bermakna. Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi:
· Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal
· Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit menular atau terakhir yang diderita orang yang meninggal
· Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
· Mengalami kehilangan pola interaksi sosial
Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.
Langganan:
Postingan (Atom)