midwife

midwife
merpati putih

Jumat, 16 Juli 2010

Proses Sirkulasi Darah Janin

Makalah
Sirkulasi Darah Janin

oleh
ZIKRA IRHAMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii, duktus venousus aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta .
Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi pada orang dewasa.

B. Tujuan

• Untuk mengetahui bagaimana sirkulasi darah pada fetus sebenarnya
• Agar dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhui sikulsi darah pada janin
• Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sirkulasi darah fetus pada ssat fetus dilahirkan

C. Rumusan Masalah

• Proses sirkulasi darah fetus
• Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin
• Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir



BAB II
PEMBAHASAN

A. Sirkulasi Darah Janin

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta . Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk :

1. Paru Janin
Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah

2. Gastro intestinal
Gastro ientestinal yang belum berfungsi sebagaia alat penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnaya belum berfunngsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.

Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine
antara lain adalah :

1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki
2. Drah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthii
3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale
4. sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .












B. Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin

a. Foramen Ovale
• Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri
• Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
• Setelah janin lahir akan menutup
b. Duktus Arteriosus Bothali
• Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
• Menutup setelah lahir
c. Duktus venousus Aranthii
• Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior
• Menutup setelah lahir
d. Vena Umbilcalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin
e. Arteri Umbilicalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu
• Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior
f. Palsenta
• Jaringan yang menempel pada endometrium
• Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .


C. Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )

a. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang berasal dari ibu .
b. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .
c. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun .
d. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale.
e. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.
f. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta.
g. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi .

















Gambar Sirkulasi Darah Janin






D. Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir

Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah,diantaranya adalah :

1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2. Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah :
a. Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup .
b. Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri,karena drah diserahkan langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah berfungsi
c. Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya,dan tidak lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri.
2. Pemotongan Tali Pusat
a. Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % .
b. Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya adalah
• foramen ovale
• duktus arteriosus bothalii
• duktus venousus aranthii
• vena umbilikalis
• arteri umbilikalis dan plasenta
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai berikut :
Plasenta - vena umbilicalis -hati - ductus venosus /vena hepatica - vena cava inferior - atrium kanan - foramen oval - Atrium kiri - ventrikel kiri - aorta - kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki - arteri umbilicalis - plasenta.
Ini aliran darah yg kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari sirkulasi darah ibu

Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi darah seperti orang dewasa.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba I.BG.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Varney, Helen dkk.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

ASKEB NIFAS

Asuhan kebidanan iii
Asuahan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Infeksi Nifas

OLEH
ZIKRA IRHAMI



PRODI DIII KEBIDANAN
STIKes PADANG MERCUBAKTIJAYA
2009

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan yaitu setelah kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari. Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yangdisebabkan oleh mesuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas pada awalnya adalah penyebab kematian maternal yang paling banyak,namun dengan kemajuan ilmu kebidanan terutama pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas, pencegahan dan penemuan obat-obat baru dari itulah dapat diminimalisir terjdinya infeksi nifas.
Dari itulah seorang bidan perlu mengetahui tentang infeksi nifas, mulai dari apa itu infeksi nifas,bagaimana penyebab terjadinya infeksinya,pencegahanya dan pegobatan dari infeksi nifas tersebut. Hal ini ditujukan untuk terwujugnya persalinan yang aman asuhan nifas yang higienis sehingga komplikasi pada masa nifas tidak lagi terjadi.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui infeksi nifas yaitu mulai dari :
• Infeksi nifas tersebut
• Etiologi atau faktor predisposisi
• Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas
• Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
• Infeksi yang Teroikalisir di Jalan Lahir
• Bentuk-bentuk Infeksi Nifas
• Pencegahan Infeksi Nifas
• Pengobatan Infeksi
Selain dari itu juga untuk memahami agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker dalam melaksankan manajemen asuhan kebidanan pada Ny “ A “ pada ibu post partum dengan infeksi luka perineum.
C. Ruang Lingkup
Infeksi nifas merupakan masalah yang dihadapi pada masa setelah persalinan,dalam makalah ini penulis membahas tentang masalah-masalah pada infeksi nifas,yaitu terutama apa itu infeksi nifas, faktor-faktor penyebab dari infeksi nifas,bagaimana mekanisme terjadi infeksi, apa saja macam-macam dari infeksi tersebut dan pencegahan serta pengobatan dari infeksi nifas tersebut.
Dan berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas,maka penulis membatasi dalam hal penerapan menajemen kebidanan pada Ny “ A “ pada ibu post partum dengan infeksi luka perenium.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi Nifas

Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira - kira 6 minggu.
Setelah persalinan,terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatkan pembentikan urine untuk mengurangi hemodilusi darah,terjadi beberapa penyerapan bahan tertentu melalui pembuluh darah venasehingga mengalami peningkatan suhu badan sekitar 0,5¬¬C yang bukan merupakan keadaan patologis menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh,sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.
Infeksi kala nifas adalah infeksi-perdangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan kententuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan,waktu persalinan dan nifas. Hal ini dapat mengakibatkan demam nifas yaitu demam dalam nifas.
Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan 38 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum,kecuali pada hari pertama. Suhu di ukur 4 kali sehari secara oral ( mulut ) .

B. Faktor Predisposisi Infeksi Kala Nifas
Adapun penyebab terjadinya infeksi nifas antara lain adalah :
a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah
d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan yang masih kecil melebihi enam jam

e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum,yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan,malnutrisi,kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

f. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan
banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya


C. Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas

Terjadinya infeksi kala nifas adalah sebgai berikut :
a. Manipulasi penolong : terlalu sering melakukan periksaan dalam,alat yang dipakai kurang suci hama
b. Infeksi yang didapat dirumah sakit
c. Hubungan seks menjelang persalinan
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar,ketuban pecah lebih enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh.

Bentuk infeksi kala nifas bervariasi dari yang bersifat local sampai terjadi sepsis dan kematian puerperium. Bentuk infeksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bentuk infeksi lokal
• Infeksi pada luka episiotomy
• Infeksi pada vagina
• Infeksi pada servik yang luka
2. Bentuk infeksi general
• Parametritis
• Peritonitis
• Sepsikemi dan piemia
3. Penyebaran infeksi general
• Berkelanjutan-perkotinuitatum
• Melalui pembuluh darah
• Melalaui pembuluh limfa
• Penyebaran melalaui bekas implantasi plasenta

Gambaran klinis infeksi kala nifas dalam bentuk :
a. Infeksi lokal
• Pembengkakan luka episiotomy
• Terjadi pernanahan
• Perubahan warna lokal
• Pengeluaran lokia bercampur nanah
• Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri
• Temperature badan dapat meningkat

b. Infeksi umum
• Tampak sakit dan lemah
• Temperature meningkat di atas 39 C
• Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat
• Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak
• Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma
• Terjadi gangguan involusi uterus
• Lokia : berbau dan bernanah dan kotor

Diagnos infeksi kala nifas dapat ditegakan dari gambaran klinik diatas. Pada kasus dengan infeksi ringan bidan dapat memberiakn pengobatan sedangkan infeksi kala nifas yang beratsebaiknya bidan berkonsultasi dan merujuk penderita.





D. Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
 Penyebab infeksi nifas
Bermacam kuman masuk kedalam alat kandungan seperti eksogen ( kuman datang dari luar ),autogen ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh ),dan endogen ( dari jalan lahir sendiri ). ). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.

Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi anatara lain adalah :
a. Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebababkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain,alat yang tidak suci hama,tangan penolang dan sebagainya.

b. Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen,infeksinya sedang,banyak ditemukan sebagai penyebab infesi dirumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

c. Escheria coli
Sering bersal dar kandung kemih dan rectum,menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

d. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berhaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit, dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
 Cara terjadinya infeksi nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:
1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaandalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.
3) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

E. Infeksi yang Terlikalosir di Jalan Lahir
Infeksi ini biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan dan pada bekas insersi plasenta.
a. Vulvitis : luka bekas episiotomy dan robekan perenium yang kena infeksi
b. Vaginitis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi
c. Sevitis : infersik pada servik agak dalam dapat menjalar ke lig.latum dan Parametrium.
d. Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai endometrium. Kalau tidak dioabati dapat terjadi penjalar keseluruh tubuh ( septikimia ). Ibu demam,lokia berbau ,dn involusi tidak sempurna,

F. Bentuk-Bentuk Infeksi Nifas
a) Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,serviks dan endometrium
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigi
l. Vulvitis
pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum,jaringan sekitar membengkak,tepi luka menjadi merah dan bengkak,jahitan mudah telepas,luka yang terbuka menjadi ulkus dengan mengeluarkan pus.
2. Vaginitis
Dapat tejadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perenium. Permukaaan mukosa membengkak dan kemerahan,terjadi ulkus.
3. Servicitis
Servicitis sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka services yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
4. Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
Gamabaran klinik endometritis :
• Tergantung pada jenis virulensi kuman,dan daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir.
• Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun.
• Lokia bertamabah banyak berwarna merah,atau coklat dan berbau.
• Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiometra.
• Uterus agak membesar,nyeri pada perabaan dan lembek.

b) Berdasarkan penyebarannya melalui pembuluh darah
1. Sepkemia
Sepkimia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau toksinya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.Gejala sepkemia lebih akut dan dari lebih awal ibu kelihatan sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum.


2. Piemia
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil,dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang dihinggapinya ( paru-paru,ginjal,jantung,otak dan sebagainya ) .
Septikemia dan piekimia adalah infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian,ini disebabkan oleh kuman-kuman patogen yaitu streptococcus beta haemolytic golongan A.
Gejala penyakitnya adalah :
- Ibu kelihatan sakit dan lemah
- Suhu badan naik sampai 39,4 C
- Keadaan umum jelek,menggigil
- Nadi cepat
c) Berdasarkan penyebaran pembuluh limfe
1. Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan yaitu :
 Dari servitis atau endometrosis dan tersebar melalui pembuluh limfe
 Lansung meluas dari servitis ke dasar ligamentum sampai keparametrium
 penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstrapariotenal ke semua jurusan. Jika mejalar keatas,dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral diatas ligamentum inguinalis,atau pada fossa iliaka.
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan Parametritis.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

2. Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus . Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
3. Lfingitis Salpingitis dan ooforitis
Salfingitis adalah perdangan dari adneksa. Terdiri atas salpingitis akut dan kronik.Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis.
TATALAKSANA INFEKSI NIFAS













G. Pencegahan Infeksi Nifas
a. Masa kehamilan
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

H . Pengobatan Infeksi Nifas
a. Sebaiknya segera dilakukan pembiaakan (kultur) dari secret vagina,luka operasi dan darah sertauji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.
b. Beriakan dalam dosis yang cukup dan adekuat
c. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu,maka berikan antibiotik sambil menunggu hasil labor
d. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita,infuse atau transfuse darah diberikan.
e. Perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yanf dijumpai.

Pengobatan dengan kemoterapi dan antibiotik
a. Kemasan sulfonamid
Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin 185 mg,sufamerasin130 mg,dan sulfatiozol 185 mg. dosis inisial 2 gr di ikuti 1 gr 4-6 jam kemuaian peroral. Sediaan dapat berupa septrian tablet biasa atau forte,bactrim,dan lain-lain.


b. Kemasan penisilin
Prokain-penisilin 1,2 sampai 2,4 juta satuan intramuscular penicillin G 500.000 satuan setiap 6 jam intramuscular ditambah dengan ampicilin kapsul 4×250 mg per oral,atau kemasan penisilin lain nya.
c. Tetra siklin,eritromisin, dan kloramfenikol
d. Jangan diberikan peliterapi antibiotika yang sangat berlebihan,sebelu hasil labor dipastikan
















BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “ A “ POST PARTUM HARI KE 5 DENGAN INFEKSI LUKA PERENIUM DI BPS ELIANA HANIFA
PADANG BARU LUBUK BASUNG
TANGGAL 20 APRIL 2009
I.PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama istri : Ny “ A” nama suami : Tn “ B ”
Umur : 25 tahun umur : 27 tahun
Bangsa : Indonesia bangsa : Indonesia
Suku : Minang suku : Minang
Agama : Islam agama : Islam
Pendidikan : SMA pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT pekerjaan : wiraswata
Alamat rumah : Jln. Cendrawasi no 51 alamat rumah : Jln.Cendrawasi 2 no 51
Rt.3 Rw.6 Rt. 3 / Rw. 6
B. Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal / jam : 20 April 2009 / 09.00 WIB
Didata pada tangal / jam : 20 April 2009 / 09.10 WIB

1. Alasan masuk : Perawatan dan pemerikaan postpartum
2. Keluhan utama : Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara normal anak ke-2,ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat menstruasi
f. Haid pertama : 13 tahun
g. Siklus : 28 hari
h. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
i. Warnanya : Merah Tua
j. Lamanya : 6-7 hari
k. Sifat darah : Encer
l. Teratur/tidak : Teratur
m. Dismenorheo : Tidak
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal
lahir Usia
Kehamilan Jenis
persalinan Tempat
persalinan penolong komplikasi bayi nifas
ibu bayi JK BB/
TB keadaan lochea laktasi
1 11-06-2005 aterm Spontan BPS Bidan Tidak ada Tidak ada pr 3300gr/50cm baik lancar lancar
2 ini - - - - - - - - - - -

5. Riwayat pesalinan sekarang
IBU
a. Tempat persalinan : BPS
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Lama persalinan
• Kala I : 1 jam
• Kala II : 30 menit
• Kala III : 10 menit
d. Persalinan ditolong oleh : Bidan
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Plasenta
• Lenkap / tidak : Selaput dan kotiledon lengkap
• Berat : ± 500 gram
• Panjang tali pusat : ± 50 cm
• Kelaianan : Tidak ada
g. Perineum
• Luka : ada,laserasi derajat I
• Anastesi : tidak ada
h. Perdarahan
• Kala I : ± 50 cc
• Kala II : ± 25 cc
• Kala III : ± 150 cc
• Kala IV : ±100 cc
i. Tindakan lain : Tidak ada

BAYI
a. Lahir tanggal / jam : 14 April 2009,22.00 WIB
b. PB,BB, A/S : 3200 gram, 50 cm, 8/9
c. Cacat bawaan : Tidak ada
d. Masa gestasi : Aterm
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Banyak air ketuban : ± 500 cc
g. Keadaan : Baik
6. Poal makan
a. Makanan dan minuman terakhir : Ada,tanggal 14 April 2009,jam 19.00
b. Jenis : 1 piring nasi + 1 potong lauk + ½ mangkok sayur + air putih
c. Masalah : Tidak ada
7. Pola eliminasi
a. BAK
• Frekuensi : ± 6 – 7 hari
• Warna : Kuning jernih
• Keluhan : Tidak ada
b. BAB
• Frekuensi : 1 kali/hari
• Warna : Kuning kecoklatan
• Keluhan : Tidak ada
8. Pola istirahat dan tidur terakhir tanggal 15 April 2009, jam 02.00 WIB selama ± 2 jam
9. Riwayat kesehatan :
a. Riwayyat penyakit yang pernah diderita
1. Jantung : Tidak pernah
2. Hipertensi : Tidak pernah
3. Ginjal : Tidak pernah
4. DM : Tidak pernah
5. Atsma : Tidak pernah
6. TBC : Tidak pernah
7. Epilepsi : Tidak pernah
b. Riwayat alergi
1. Jenis makanan : Tidak pernah
2. Jenis obat-obatan : Tidak pernah
c. Riwayat transfusi darah : Tidak pernah
d. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak pernah
e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak pernah
10. Riwayat kesehatan keluarga
a. Jantung : Tidak pernah
b. Hipertensi : Tidak pernah
c. Ginjal : Tidak pernah
d. DM : Tidak pernah
e. Atsma : Tidak pernah
f. TBC : Tidak pernah
g. Epilepsi : Tidak pernah
11. Riwayat kontrasepsi : Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 3 bulan selama 3 tahun
12. Keadaan soial
a. Perkawinan
• Status perkawinan : Syah
• Perkawinan ke : 1 ( partama )
• Kawin 1 tahun : 2005
• Setelah kawin berapa lama baru hamil : ± 2 bulan
b. Kehamilan
• Direncanakan : Iya
• Diterima : Iya
c. Status emosional : Stabil
d. Respon ibu terhadap dirinya : Baik
e. Respon ibu tehadap bayinya : Baik
f. Respon keluarga terhadap bayinya : Baik
g. Jumlah anggota keluarga : 3 orang
13. Keadaan ekonomi
• Penghasilan perbulan : Rp. 1.500.00,-
• Penghasilan perkapita : Rp. 500.000,-
14. Keadaan spiritual : Ibu ada melaksanakan shalat

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Gelisah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan sebelum hamil : 56 Kg
d. Berat badan sekarang : 65 Kg
e. Tinggi badan : 156 cm
2. tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 84 ×/ menit
c. pernafasan : 24 ×/ menit
d. suhu : 38,50 ¬C
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1. Kepala
• Rambut : Hitam,bersih,tidak rontok,dan tidak berketombe
• Mata : Conjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik
• Muka : Tidak oedema, tidak ada cholosmagravidarum
• Mulut : Tidak ada stomatitis
• Gigi : Tidak ada caries

2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe
3. Dada
• Mamae : Simetris Ki/Ka,papilla mamae menonjol,aerola hiperpigmentasi
• Benjolan : Tidak ada
• Kelenjer montgomeri : Ada
• Rasa nyeri / masalah : Tidak ada
• Coluostrum : Sudah keluar
4. Abdomen
• Pembesaran : Sesuai involusi /insersi
• Palpasi : TFU Pertengahan antara perut dan symfisis
• Auskultasi : Tidak dilakukan
• Linea : Nigra
• Kelaianan : Tidak ada
5. Ekstremitas atas : Normal
6. Ekstremitas bawah : Normal
7. Genetalia
• Labia mayora / minora : Tidak ada kelainan
• Kelenjer bertholini : Tidak ada kelainan
• Pengeluaran lochea : Lochea sangvinolent

• Perineum
Utuh
 Robekan tingkat II
 Episiotomi
 Anestesi
 Jahitan dengan jelujur
 Di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mongering dan
terdapat nyeri tekan
b. Perkusi
• Reflek patella kanan : ( + )
• Reflek patella kiri : ( + )
c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
HB : 11 gr
Golongan darah : B
2. Urine
Protein : Negatif ( - )

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.EGC
Mochtar,Rustam.1998 . Sinopsis Obsetri. Jakarta : Penerbit buku kedoktersn. EGC
Wiknjosastro,hanifa. 2007 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo

ASUHAN KEBIDANA

Asuhan kebidanan III
Asuahan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Infeksi Nifas

OLEH
ZIKRA IRHAMI
0821656



PRODI DIII KEBIDANAN
STIKes PADANG MERCUBAKTIJAYA
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah mengenai Asuahan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Infeksi Nifas dapat diselesaikan .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ASUHAN KEBIDANAN III. Dalam penulisan makalah ini mengalami banyak kesulitan diantaranya sulitnya mencari bahan dan buku panduan . Namun berkat kegigihan kami dan bantuan dari berbagai pihak makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Kedua urang tua yang telah memberikan support
3. Teman-teman yang telah membantu

Sebagai penulis, makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.


Padang , 16 November 2009
Penulis

ZIKRA IRHAMI




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan yaitu setelah kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari. Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yangdisebabkan oleh mesuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas pada awalnya adalah penyebab kematian maternal yang paling banyak,namun dengan kemajuan ilmu kebidanan terutama pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas, pencegahan dan penemuan obat-obat baru dari itulah dapat diminimalisir terjdinya infeksi nifas.
Dari itulah seorang bidan perlu mengetahui tentang infeksi nifas, mulai dari apa itu infeksi nifas,bagaimana penyebab terjadinya infeksinya,pencegahanya dan pegobatan dari infeksi nifas tersebut. Hal ini ditujukan untuk terwujugnya persalinan yang aman asuhan nifas yang higienis sehingga komplikasi pada masa nifas tidak lagi terjadi.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui infeksi nifas yaitu mulai dari :
• Infeksi nifas tersebut
• Etiologi atau faktor predisposisi
• Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas
• Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
• Infeksi yang Teroikalisir di Jalan Lahir
• Bentuk-bentuk Infeksi Nifas
• Pencegahan Infeksi Nifas
• Pengobatan Infeksi
Selain dari itu juga untuk memahami agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker dalam melaksankan manajemen asuhan kebidanan pada Ny “ A “ pada ibu post partum dengan infeksi luka perineum.
C. Ruang Lingkup
Infeksi nifas merupakan masalah yang dihadapi pada masa setelah persalinan,dalam makalah ini penulis membahas tentang masalah-masalah pada infeksi nifas,yaitu terutama apa itu infeksi nifas, faktor-faktor penyebab dari infeksi nifas,bagaimana mekanisme terjadi infeksi, apa saja macam-macam dari infeksi tersebut dan pencegahan serta pengobatan dari infeksi nifas tersebut.
Dan berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas,maka penulis membatasi dalam hal penerapan menajemen kebidanan pada Ny “ A “ pada ibu post partum dengan infeksi luka perenium.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi Nifas

Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira - kira 6 minggu.
Setelah persalinan,terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatkan pembentikan urine untuk mengurangi hemodilusi darah,terjadi beberapa penyerapan bahan tertentu melalui pembuluh darah venasehingga mengalami peningkatan suhu badan sekitar 0,5¬¬C yang bukan merupakan keadaan patologis menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh,sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.
Infeksi kala nifas adalah infeksi-perdangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan kententuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan,waktu persalinan dan nifas. Hal ini dapat mengakibatkan demam nifas yaitu demam dalam nifas.
Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan 38 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum,kecuali pada hari pertama. Suhu di ukur 4 kali sehari secara oral ( mulut ) .

B. Faktor Predisposisi Infeksi Kala Nifas
Adapun penyebab terjadinya infeksi nifas antara lain adalah :
a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah
d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan yang masih kecil melebihi enam jam

e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum,yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan,malnutrisi,kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

f. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan
banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya


C. Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas

Terjadinya infeksi kala nifas adalah sebgai berikut :
a. Manipulasi penolong : terlalu sering melakukan periksaan dalam,alat yang dipakai kurang suci hama
b. Infeksi yang didapat dirumah sakit
c. Hubungan seks menjelang persalinan
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar,ketuban pecah lebih enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh.

Bentuk infeksi kala nifas bervariasi dari yang bersifat local sampai terjadi sepsis dan kematian puerperium. Bentuk infeksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bentuk infeksi lokal
• Infeksi pada luka episiotomy
• Infeksi pada vagina
• Infeksi pada servik yang luka
2. Bentuk infeksi general
• Parametritis
• Peritonitis
• Sepsikemi dan piemia
3. Penyebaran infeksi general
• Berkelanjutan-perkotinuitatum
• Melalui pembuluh darah
• Melalaui pembuluh limfa
• Penyebaran melalaui bekas implantasi plasenta

Gambaran klinis infeksi kala nifas dalam bentuk :
a. Infeksi lokal
• Pembengkakan luka episiotomy
• Terjadi pernanahan
• Perubahan warna lokal
• Pengeluaran lokia bercampur nanah
• Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri
• Temperature badan dapat meningkat

b. Infeksi umum
• Tampak sakit dan lemah
• Temperature meningkat di atas 39 C
• Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat
• Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak
• Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma
• Terjadi gangguan involusi uterus
• Lokia : berbau dan bernanah dan kotor

Diagnos infeksi kala nifas dapat ditegakan dari gambaran klinik diatas. Pada kasus dengan infeksi ringan bidan dapat memberiakn pengobatan sedangkan infeksi kala nifas yang beratsebaiknya bidan berkonsultasi dan merujuk penderita.





D. Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
 Penyebab infeksi nifas
Bermacam kuman masuk kedalam alat kandungan seperti eksogen ( kuman datang dari luar ),autogen ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh ),dan endogen ( dari jalan lahir sendiri ). ). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.

Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi anatara lain adalah :
a. Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebababkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain,alat yang tidak suci hama,tangan penolang dan sebagainya.

b. Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen,infeksinya sedang,banyak ditemukan sebagai penyebab infesi dirumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

c. Escheria coli
Sering bersal dar kandung kemih dan rectum,menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

d. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berhaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit, dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
 Cara terjadinya infeksi nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:
1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaandalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.
3) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

E. Infeksi yang Terlikalosir di Jalan Lahir
Infeksi ini biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan dan pada bekas insersi plasenta.
a. Vulvitis : luka bekas episiotomy dan robekan perenium yang kena infeksi
b. Vaginitis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi
c. Sevitis : infersik pada servik agak dalam dapat menjalar ke lig.latum dan Parametrium.
d. Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai endometrium. Kalau tidak dioabati dapat terjadi penjalar keseluruh tubuh ( septikimia ). Ibu demam,lokia berbau ,dn involusi tidak sempurna,

F. Bentuk-Bentuk Infeksi Nifas
a) Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,serviks dan endometrium
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigi
l. Vulvitis
pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum,jaringan sekitar membengkak,tepi luka menjadi merah dan bengkak,jahitan mudah telepas,luka yang terbuka menjadi ulkus dengan mengeluarkan pus.
2. Vaginitis
Dapat tejadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perenium. Permukaaan mukosa membengkak dan kemerahan,terjadi ulkus.
3. Servicitis
Servicitis sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka services yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
4. Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
Gamabaran klinik endometritis :
• Tergantung pada jenis virulensi kuman,dan daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir.
• Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun.
• Lokia bertamabah banyak berwarna merah,atau coklat dan berbau.
• Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiometra.
• Uterus agak membesar,nyeri pada perabaan dan lembek.

b) Berdasarkan penyebarannya melalui pembuluh darah
1. Sepkemia
Sepkimia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau toksinya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.Gejala sepkemia lebih akut dan dari lebih awal ibu kelihatan sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum.


2. Piemia
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil,dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang dihinggapinya ( paru-paru,ginjal,jantung,otak dan sebagainya ) .
Septikemia dan piekimia adalah infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian,ini disebabkan oleh kuman-kuman patogen yaitu streptococcus beta haemolytic golongan A.
Gejala penyakitnya adalah :
- Ibu kelihatan sakit dan lemah
- Suhu badan naik sampai 39,4 C
- Keadaan umum jelek,menggigil
- Nadi cepat
c) Berdasarkan penyebaran pembuluh limfe
1. Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan yaitu :
 Dari servitis atau endometrosis dan tersebar melalui pembuluh limfe
 Lansung meluas dari servitis ke dasar ligamentum sampai keparametrium
 penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstrapariotenal ke semua jurusan. Jika mejalar keatas,dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral diatas ligamentum inguinalis,atau pada fossa iliaka.
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan Parametritis.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

2. Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus . Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
3. Lfingitis Salpingitis dan ooforitis
Salfingitis adalah perdangan dari adneksa. Terdiri atas salpingitis akut dan kronik.Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis.
TATALAKSANA INFEKSI NIFAS













G. Pencegahan Infeksi Nifas
a. Masa kehamilan
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

H . Pengobatan Infeksi Nifas
a. Sebaiknya segera dilakukan pembiaakan (kultur) dari secret vagina,luka operasi dan darah sertauji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.
b. Beriakan dalam dosis yang cukup dan adekuat
c. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu,maka berikan antibiotik sambil menunggu hasil labor
d. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita,infuse atau transfuse darah diberikan.
e. Perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yanf dijumpai.

Pengobatan dengan kemoterapi dan antibiotik
a. Kemasan sulfonamid
Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin 185 mg,sufamerasin130 mg,dan sulfatiozol 185 mg. dosis inisial 2 gr di ikuti 1 gr 4-6 jam kemuaian peroral. Sediaan dapat berupa septrian tablet biasa atau forte,bactrim,dan lain-lain.


b. Kemasan penisilin
Prokain-penisilin 1,2 sampai 2,4 juta satuan intramuscular penicillin G 500.000 satuan setiap 6 jam intramuscular ditambah dengan ampicilin kapsul 4×250 mg per oral,atau kemasan penisilin lain nya.
c. Tetra siklin,eritromisin, dan kloramfenikol
d. Jangan diberikan peliterapi antibiotika yang sangat berlebihan,sebelu hasil labor dipastikan
















BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “ A “ POST PARTUM HARI KE 5 DENGAN INFEKSI LUKA PERENIUM DI BPS ELIANA HANIFA
PADANG BARU LUBUK BASUNG
TANGGAL 20 APRIL 2009
I.PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama istri : Ny “ A” nama suami : Tn “ B ”
Umur : 25 tahun umur : 27 tahun
Bangsa : Indonesia bangsa : Indonesia
Suku : Minang suku : Minang
Agama : Islam agama : Islam
Pendidikan : SMA pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT pekerjaan : wiraswata
Alamat rumah : Jln. Cendrawasi no 51 alamat rumah : Jln.Cendrawasi 2 no 51
Rt.3 Rw.6 Rt. 3 / Rw. 6
B. Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal / jam : 20 April 2009 / 09.00 WIB
Didata pada tangal / jam : 20 April 2009 / 09.10 WIB

1. Alasan masuk : Perawatan dan pemerikaan postpartum
2. Keluhan utama : Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara normal anak ke-2,ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat menstruasi
f. Haid pertama : 13 tahun
g. Siklus : 28 hari
h. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
i. Warnanya : Merah Tua
j. Lamanya : 6-7 hari
k. Sifat darah : Encer
l. Teratur/tidak : Teratur
m. Dismenorheo : Tidak
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal
lahir Usia
Kehamilan Jenis
persalinan Tempat
persalinan penolong komplikasi bayi nifas
ibu bayi JK BB/
TB keadaan lochea laktasi
1 11-06-2005 aterm Spontan BPS Bidan Tidak ada Tidak ada pr 3300gr/50cm baik lancar lancar
2 ini - - - - - - - -

5. Riwayat pesalinan sekarang
IBU
a. Tempat persalinan : BPS
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Lama persalinan
• Kala I : 1 jam
• Kala II : 30 menit
• Kala III : 10 menit
d. Persalinan ditolong oleh : Bidan
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Plasenta
• Lenkap / tidak : Selaput dan kotiledon lengkap
• Berat : ± 500 gram
• Panjang tali pusat : ± 50 cm
• Kelaianan : Tidak ada
g. Perineum
• Luka : ada,laserasi derajat I
• Anastesi : tidak ada
h. Perdarahan
• Kala I : ± 50 cc
• Kala II : ± 25 cc
• Kala III : ± 150 cc
• Kala IV : ±100 cc
i. Tindakan lain : Tidak ada

BAYI
a. Lahir tanggal / jam : 14 April 2009,22.00 WIB
b. PB,BB, A/S : 3200 gram, 50 cm, 8/9
c. Cacat bawaan : Tidak ada
d. Masa gestasi : Aterm
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Banyak air ketuban : ± 500 cc
g. Keadaan : Baik
6. Poal makan
a. Makanan dan minuman terakhir : Ada,tanggal 14 April 2009,jam 19.00
b. Jenis : 1 piring nasi + 1 potong lauk + ½ mangkok sayur + air putih
c. Masalah : Tidak ada
7. Pola eliminasi
a. BAK
• Frekuensi : ± 6 – 7 hari
• Warna : Kuning jernih
• Keluhan : Tidak ada
b. BAB
• Frekuensi : 1 kali/hari
• Warna : Kuning kecoklatan
• Keluhan : Tidak ada
8. Pola istirahat dan tidur terakhir tanggal 15 April 2009, jam 02.00 WIB selama ± 2 jam
9. Riwayat kesehatan :
a. Riwayyat penyakit yang pernah diderita
1. Jantung : Tidak pernah
2. Hipertensi : Tidak pernah
3. Ginjal : Tidak pernah
4. DM : Tidak pernah
5. Atsma : Tidak pernah
6. TBC : Tidak pernah
7. Epilepsi : Tidak pernah
b. Riwayat alergi
1. Jenis makanan : Tidak pernah
2. Jenis obat-obatan : Tidak pernah
c. Riwayat transfusi darah : Tidak pernah
d. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak pernah
e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak pernah
10. Riwayat kesehatan keluarga
a. Jantung : Tidak pernah
b. Hipertensi : Tidak pernah
c. Ginjal : Tidak pernah
d. DM : Tidak pernah
e. Atsma : Tidak pernah
f. TBC : Tidak pernah
g. Epilepsi : Tidak pernah
11. Riwayat kontrasepsi : Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 3 bulan selama 3 tahun
12. Keadaan soial
a. Perkawinan
• Status perkawinan : Syah
• Perkawinan ke : 1 ( partama )
• Kawin 1 tahun : 2005
• Setelah kawin berapa lama baru hamil : ± 2 bulan
b. Kehamilan
• Direncanakan : Iya
• Diterima : Iya
c. Status emosional : Stabil
d. Respon ibu terhadap dirinya : Baik
e. Respon ibu tehadap bayinya : Baik
f. Respon keluarga terhadap bayinya : Baik
g. Jumlah anggota keluarga : 3 orang
13. Keadaan ekonomi
• Penghasilan perbulan : Rp. 1.500.00,-
• Penghasilan perkapita : Rp. 500.000,-
14. Keadaan spiritual : Ibu ada melaksanakan shalat

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Gelisah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan sebelum hamil : 56 Kg
d. Berat badan sekarang : 65 Kg
e. Tinggi badan : 156 cm
2. tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 84 ×/ menit
c. pernafasan : 24 ×/ menit
d. suhu : 38,50 ¬C
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1. Kepala
• Rambut : Hitam,bersih,tidak rontok,dan tidak berketombe
• Mata : Conjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik
• Muka : Tidak oedema, tidak ada cholosmagravidarum
• Mulut : Tidak ada stomatitis
• Gigi : Tidak ada caries

2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe
3. Dada
• Mamae : Simetris Ki/Ka,papilla mamae menonjol,aerola hiperpigmentasi
• Benjolan : Tidak ada
• Kelenjer montgomeri : Ada
• Rasa nyeri / masalah : Tidak ada
• Coluostrum : Sudah keluar
4. Abdomen
• Pembesaran : Sesuai involusi /insersi
• Palpasi : TFU Pertengahan antara perut dan symfisis
• Auskultasi : Tidak dilakukan
• Linea : Nigra
• Kelaianan : Tidak ada
5. Ekstremitas atas : Normal
6. Ekstremitas bawah : Normal
7. Genetalia
• Labia mayora / minora : Tidak ada kelainan
• Kelenjer bertholini : Tidak ada kelainan
• Pengeluaran lochea : Lochea sangvinolent

• Perineum
Utuh
 Robekan tingkat II
 Episiotomi
 Anestesi
 Jahitan dengan jelujur
 Di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mongering dan
terdapat nyeri tekan
b. Perkusi
• Reflek patella kanan : ( + )
• Reflek patella kiri : ( + )
c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
HB : 11 gr
Golongan darah : B
2. Urine
Protein : Negatif ( - )